Dari Karyawan ke Pengusaha
Menjadi karyawan kadang ada enaknya kalau gaji sudah standar UMR, dapat tunjangan tahunan, dan juga bila diikuti jenjang karir melejit. Status karyawan menjadi incaran banyak orang yang menghendaki zona nyaman. Ketakutan tidak terpenuhinya hidup membuat orang tidak mau melepaskan status karyawan. Lebih-lebih jika dapat informasi banyak pengusaha gulung tikar, sepertinya status karyawan tetap menjadi pilihan nyaman mempertahankan ekonomi sehari-hari. Tak heran lulusan-lulusan baru baik SMA/Sarjana menyerbu pusat-pusat kota sekedar memasukkan lowongan pekerjaan.
Tidak ada yang salah menjadi karyawan karena itu sebuah pilihan. Ada banyak orang menghabiskan masa tuanya menjadi karyawan perusahaan besar kemudian mendapat jaminan pensiun di hari tua. Apalagi kalau statusnya menjadi PNS tentu ini bisa lebih merasakan zona aman.
Memang bukan jadi rahasia lagi, keluar dari zona nyaman memerlukan keberanian luar biasa. Bertebaran kisah-kisah pelaku yang keluar dari zona nyaman menuju zona kebebasan banyak menghiasi kehidupan para pekerja. Tapi informasi yang diterima kebanyakan sebuah kegagalan. Jadinya keluar dari zona nyaman menuju zona kebebasan mengalami fase yang sangat sulit, tidak enak dan rentan frustasi.
Padahal menurut beberapa orang, menjadi karyawan termasuk membatasi penghasilan. Kalaulah misalnya menjadi karyawan dia akan digaji 1,5 juta perbulan, selama dia bekerja akan menerima gaji seperti itu dan itupun diterima sekali dalam sebulan. Sementara perputaran ekonomi terbesar ada pada perdangangan. Orang yang berniaga tidak terbatasi incomenya, bisa jadi dia tiap hari mendapatkan keuntungan, bulan ini dapat 5 juta bisa jadi bulan depan dapat 6 juta atau lebih rendah dari pada itu.
Banyak contoh pengusaha sukses mengawali dari pintu karyawan mereka mendapati fase “jatuh bangun” mencapai kesuksesan. Atau yang dulunya seorang pegawai, kemudian merasa jenuh pada posisi stagnan dan berhenti untuk menuju zona kebebasan finansial.
Berikut ini link artikel langkah awal ketika Anda hendak menuju transformasi dari karyawan menuju pengusaha.
1. Persiapan mental dan niat yang benar
Ini adalah syarat paling penting untuk anda dari karyawan jadi pengusaha. Untuk keluar dari posisi karyawan saja sudah membutuhkan mental yang kuat. Karena dengan ini berarti melepas posisi dimana penghasilan menjadi pasti, pandangan positif keluarga dan teman menuju zona dimana penghasilan menjadi tidak pasti. Selain mental untuk menuju zona ketidakpastian, dibutuhkan juga mental untuk menjadi pengusaha. Dimana setiap pengusaha akan mengalami “fase jatuh bagun” yang harus dijemput selama menapaki jalan pengusaha. Di fase ini banyak pengusaha yang tidak kuat dan akhirnya menemui kebangkrutan. Mental yang kuat untuk menjadi pengusahan akan lebih ampuh bila diniatkan dengan benar. Niat untuk menjalankan semua karena ibadah. Niat untuk menjalaninya dijalan yang benar, tidak menempuh jalan yang kotor.
2. Persiapan modal
Persiapan modal menjadi syarat mutlak untuk melangkah dari karyawan jadi pengusaha. Pastikan anda memiliki modal terlebih dahulu sebelum mengajukan surat resign kepada atasan. Baik anda masih single atau sudah berkeluarga, modal tetap menjadi faktor penentu jalannya usaha. Bisa mencari investor dan bagi hasil, pinjam keluarga dan teman, dan pinjaman lunak lainnya. Bisa juga dengan menjual aset, baik itu tanah, rumah, ataupun barang2 kepemilikan pribadi. Usahakan tidak meminjam kepada rentenir karena bunga yang tinggi. Bunga yang tinggi juga bisa menyebabkan tersendatnya usaha berkembang diawal.
3. Siap bekerja lebih lama
Transformasi dari karyawan jadi pengusaha tentu saja membuat anda berusaha lagi memulai dari nol. Diawal memulai mungkin hampir seluruh waktu kita akan tersita untuk usaha. Baik itu lewat fikiran atau tindakan. Tetapi kita harus bisa me-manage waktu dengan baik. Belajar me-manage waktu adalah salah satu kunci. Bekerja lebih lama bukan berarti melupakan keluarga atau saudara. Kita juga harus bisa meluangkan waktu buat mereka.
4. Fokus dalam tujuan dan pantang menyerah
Dalam perjalan usaha kita akan sering mengalami hambatan. Baik itu sikap keluarga yang tidak proaktif ataupun lingkungan sekitar yang mencemooh. Hal ini yang sering menganggu berkembangnya usaha. Mental pun seringkali runtuh karena pendapat sekitar, apalagi saat usaha sedang jatuh. Disinilah kita harus terus bangkit dan semangat pantang menyerah. Usahakan diskusi dengan keluarga diawal usaha. Minta dukungan dari mereka. Selalu menjaga semangat dengan sharing ke sesama pengusahan terutama yang sudah berpengalaman adalah hal yang baik. Baca buku-buku motivasi bisnis para pengusaha sukses juga bisa menjadi penambah semangat. Terakhir kita harus yakin kalau rezeki kita sudah ada yang mengatur. Sehingga langkah kita menjemputnya terasa lebih ringan.
Setelah membaca artikel ini, apakah kamu siap dari karyawan jadi pengusaha? atau tetap ingin menjadi karyawan? Semua keputusan ada ditangan Anda..
Editor: Abu Azzam
Artikel ini hasil kerja sama PengusahaMuslim.com dan .
SPONSOR dan DONATUR.
- SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
- DONASI hubungi: 087 882 888 727
- REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK